Rabu, 21 Agustus 2013

Ideal

Apakah itu ideal?

Apakah ideal itu ada?


Ketika menuliskan kata ideal, pemikiran dan perasaan yang muncul itu seperti ideal itu adalah yang seharusnya.
Hidup ideal, berarti hidup yang seharusnya gimana;
Berat badan ideal, berarti berat badan yang seharusnya berapa;
Pasangan ideal, berarti menjadi pasangan yang baik itu seharusnya itu bagaimana;


Rasanya seperti ada kata harus disana, ada standar tertentu yang kalau dipenuhi itu berarti bagus,,,,padahal tidak semua "harus" maupun "standar" itu dapat tercapai, dapat dikondisikan,,,

Saat ini ada banyak hal yang tidak bisa mencapai kata ideal. Tidak adanya sosok ayah semenjak usia 6 tahun, ditinggal ibu bekerja, jarak usia yang jauh dari kedua kakak laki-laki, membuat saya menjadi sosok yang berbeda dibandingkan mereka yang memiliki orang tua yang lengkap dari kecil sampai sekarang.

Ketika menikah pun saya berjauhan dengan suami, saya diterima bekerja menjadi PNS di Jakarta, sementara suami bekerja di Kalimantan. Banyak yang menanyakan kenapa tidak ikut suami saja (saya juga inginnya begitu). Namun ada pula yang bisa memaklumi dan menyayangkan jika saya keluar dari PNS.

Begitu pula dengan suami yang ditinggal ayah saat kuliah. Sosok ayah yang dibutuhkan untuk menjadi panutan, untuk menjadi tempat konsultasi dalam menghadapi permasalahan keluarga, tidak lagi ada. Suami mengandalkan memori dan nilai-nilai yang telah ditanamkan selama beliau masih hidup.

Perlu usaha yang lebih bagi kami yang memiliki kondisi yang tidak ideal, untuk dapat memiliki rasa yang sama dengan mereka yang telah dikaruniai kehidupan yang ideal. Perlu pula pengorbanan waktu dan uang untuk memfasilitasinya.

Kondisi kami memang bisa dikata tidak ideal sebagai sebuah keluarga kecil. Namun dibalik kondisi kami, Allah menitipkan hikmah dibaliknya. Kami seperti digembleng untuk belajar sabar, belajar bersyukur :
belajar mensyukuri pertemuan, karena tidak jarang kita baru merasakan betapa berartinya kehadiran seseorang ketika orang itu tiada.
belajar mensyukuri perpisahan, karena kita semua pasti akan dipisahkan oleh kematian.
belajar menjadi kuat, karena dengan menjadi lemah tidak akan merubah kondisi yang telah Allah tetapkan.
belajar menyadari bahwa semua yang Allah beri ini hanyalah titipan, termasuk buah hati, yang sewaktu-waktu berhak Ia beri maupun Ia ambil,
belajar mensyukuri setiap titik nikmat yang Allah berikan.

Kondisi kami memang bisa dikata tidak ideal dimata manusia, tapi kami yakin kami tak sendiri. Inilah yang ideal menurut Allah, yang Maha Tahu mana yang terbaik bagi hambaNya :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar