Selasa, 09 Juli 2013

POLIP ENDOMETRIOSIS PART 2

Senin, 1 Juli 2013

Ijin sehari dari kantor, saya datang ke RS Asri diantar suami sekitar pukul 12 siang. Janjian sama dokter Marly memang jam 12 siang, tapi pas daftar, ternyata dokter sedang ada tindakan operasi caesar, jadi kami para pasiennya harus menunggun. Karena datang awal, alhamdulillah dapat nomor antri 3. Menunggu cukup lama, saya dan suami putuskan buat shalat dan makan siang dulu. Ternyata memang lama, dokter baru selesai operasi jam 15.10 dan pasien pertama baru masuk. Ada beberapa pasien yang menunggu antri untuk cek ke dokter Marly, tapi herannya saya tidak dipanggil-panggil. Ternyata kata suster nunggu sebentar karena saya akan operasi kecil yang cukup lama. Hmmm baiklah saya kembali menyabarkan diri. Akhirnya saya dipanggil sekitar pukul 16.15. Masuk ke dalam ruangan seperti biasa sudah terdapat "kursi mekangkang" dan tanpa dikomando saya langsung menempatkan diri. Dokter Marly masuk, dan langsung memulai proses. Ada 3 suster yang menunggui di ruang periksa tersebut, dan proses histeroskopi dimulai agak lama karena ada masalah pada kabel monitor untuk melihat hasil peneropongan kamera histeroskop.
Sebelum dimulai histeroskopi, sebelumnya saya sdh dipanggil suster untuk dimasukkan obat pengurang rasa sakit, dann obat tersebut dimasukkan ke dubur, rasanya mules nggak jelas gitu deh. Saya justru kawatir jadi kebelet p*p dan obatnya jadi keluar, untungnya masih bisa tertahankan. Proses histeroskopi dimulai, kamera histeroskop masuk ke vagina saya (maaf ya yang tidak terbiasa dengan bahasa-bahasa yang akan banyak tertulis disini, anggap saja pelajaran biologi :) ). Untuk menjaga agar kamera histeroskop dapat melihat jelas, ada cairan yang dialirkan masuk ke vagina, jadi rasanya selain ada yang masuk, basah2 dingin gimana gitu lah. Di monitor mulai terlihat kondisi alat reproduksi saya, mulai dari mulut rahim, sampai akhirnya masuk ke rahim. Pada saat kamera masuk ke rahim, rasanya mulessss,,,dan di monitor terlihat ada beberapa gunungan kaya jerawat bedanya ini di rahim. Dokter melewati gunungan tersebut,dan lanjut mengecek saluran tuba, alhamdulillah ga terlihat sumbatan di tuba. Gunungan-gunungan itu lah yang disebut polip rahim, oleh dokter gunungan itu akan dibersihkan dengan gunting yang sangat kecil. Pada saat digunting pun ndak terasa perasaan apa pun selain mules, hanya saja suster-suster yang menunggui saya yang ngilu melihatnya *terlihat dari ekspresi dan suara ah ih uh mereka. Gunungan itu lah yang membuat janin sulit menempel walaupun terjadi pembuahan, makanya belum berhasil hamil.
Dokter bilang ada dua polip yang ukurannya cukup besar, harus diambil untuk diperiksa di lab. Jadilah gunting yang sudah selesai digunakan untuk menggunting masuk lagi untuk mengambil polip yang besar. Hadeehh yang tadinya sudah lega jadi siap-siap mules lagi. Ternyata pakai gunting tidak berhasil, dokter pun memakai alat kuret untuk mengambil polip tersebut. Rasanya, luar biasa, yang tadinya saya bisa menahan mules ketika dimasuki histeroskop dan gunting kecil, begitu dimasuki alat kuret mulesnya bertambah 3 kali lipat. Untung masih tahan, dan dapet polipnya. Polip tersebut langsung dimasukkan ke tabung kecil yang sudah berisi air, ukurannya sekitar sebiji nasi (padahal pas di monitor kelihatannya besar). Hfiufh alhamdulillah operasi hari ini selesai. Pengobatan selanjutnya selama 7 hari saya disuruh suntik antibiotik dan fisioterapi, dan pada senin 8 Juli hasil PA akan keluar.


1 sampai 7 Juli 2013
Tanggal 1 Juli 2013 setelah operasi histeroskopi, saya bisa langsung pulang (ibu saya mengira saya bedrest sehari tapi ternyata sama dokter bisa langsung pulang). Karena disuruh suntik dan fisioterapi, saya langsung laksanakan hari itu juga.
Saya ini sebenernya karena merasa nggak punya pengetahuan yang cukup tentang dunia kesehatan dan kedokteran, ya saya laksanakan rekomendasi dokter. Walau sangat membuat kantong kering :(
Tanggal 1 sampai tanggal 3 saya suntik dan fisioterapi setiap pulang kerja ditemani suami. Tapi mulai tanggal 4, karena suami sudah harus pulang ke site tanggal 4 pagi, jadi mulai sore itu saya suntik dan fisioterapi sendiri ke RS. Rasanya, hmm sedih pasti, tapi gamau diterusin sedih soalnya kesedihan itu ngaruh ke hormon, dan salah satu diduga menyebabkan polip karena hormon ga seimbang. Jadi saya ga boleh sedih, yaudah lah (berusaha) cuek aja,,,


8 Juli 2013
Cek up lagi ke dokter Marly dan ambil hasil PA. Alhamdulillah menurut hasil PA, polip kemarin tidak mengandung potensi kanker, jadi insyaAllah ga berkembang jadi kanker. Tapi polip ini bisa tumbuh lagi, makanya saya disarankan untuk segera hamil. Saya sih tidak menunda, tapi saya ceritakan juga ke dokter bahwa saya dan suami posisi berjauhan, waktu cuti  suami kadang ndak pas dengan masa subur saya. Saya dan suami juga disarkankan untuk cek hormon dan HSG, serta suami cek sperma nanti setelah lebaran karena kalau pas bulan puasa kan kurang nyaman. Dokter menyarankan untuk cuti lah paling tidak 1 hari, disempatkan, kalau perlu nanti inseminasi aja (dhueerr kaya kesambar petir). Pertanyaan yang langsung muncul, harus segitunya kahh???
Sedih pasti, langsung terpikir berapa banyak yang sudah terkuras untuk berobat, dan sekarang mulai program. Saat browsing mungkin saya banyak menemukan orang lain yang kondisinya sama seperti saya, jadi agak tenang. Tapi balik ke alam nyata, sendiri di jakarta tanpa suami, bekerja dan dalam kondisi sakit, lumayan berat untuk dijalani. Tapi sekali lagi, (berusaha) cuek ajaa,,,,,

Kamis, 04 Juli 2013

POLIP ENDOMETRIOSIS

Long time no write, selalu saja nulis ketika lagi pengen dan lagi ada yang pengen di tulis, he,,,

Setelah hampir setahun ga nulis, saya ada sesuatu yang bisa dijadikan bahan buat cerita, buat sharing, informasi buat yang mengalami hal yang sama, atau sekedar ingin tau mengenai Polip Endometriosis.

Selama 11 bulan kami menikah, saya dan suami belum juga dikaruniai buah hati. Mungkin karena memang kami belum dinilai siap oleh Allah, apalagi posisi saya dan suami yang sampai sekarang masih berjauhan, ketemu setiap 6 minggu sekali, itu pun terkadang ga pas "masa subur" saya :).

Ga dipungkiri pasti ada rasa sedih, karena teman-teman yang menikah bareng maupun setelah saya menikah, kebanyakan langsung bisa hamil. Tapi sekali lagi mungkin rejekinya belum dikasih ke anak, dan memang rejeki banyak kami dapatkan dari arah yang lain.

Pada Rabu 25 Juni 2013 kemarin, adalah hari keempat siklus haid saya. Biasanya haid saya hanya sakit dan banyak di hari kedua-ketiga, namun periode ini sampai hari keempat pun masih sakit dan banyak, bahkan saya sampai merasa lemas/ Akhirnya saya periksa ke dokter Edo (dokter kantor). Oleh dokter Edo saya di tensi, hasilnya 90/60 (rendah).

Dokter Edo : " ini tensinya kok rendah, sudah telat haid bulan ini? jangan-jangan keguguran?"
Saya : " enggak dok, 2 bulan ga ketemu suami kok dok kemarin juga haid normal, cuma yang ini aneh kok rasanya banyak banget haidnya"
Dokter Edo : " oh gitu, hmm kalau gitu, bukannya nakut-nakutin, sebaiknya kamu periksa deh. takut ada apa-apa di rahimmu, periksa aja ke gynecholog"

Dokter Edo lalu menerangkan kemungkinan-kemungkinan apa saja yang mungkin terjadi dari kasus haid banyak yang saya alami, dan memberikan obat penambah darah. Setelah diceritain sama dokter Edo, saya langsung sms suami, dan suami pun yang kebetulan saat itu lagi cuti, menyarankan untuk segera periksa.

Sore hari pulang kantor, saya dijemput suami seperti biasa naik motor, langsung menuju Rumah Sakit Asri di Duren Tiga. Rumah sakit ini kami lewati setiap kami pulang kantor. Kami datang sekitar jam 6 sore, melakukan registrasi, dan karena saya minta dokter yang perempuan, saya dirujuk ke dr. Marly Susanti, S.Pog, KFER. Ternyata dr Marly banyak juga yang mengantri, saya dapat nomor antrian 13. Kami menunggu di ruang tunggu Poliklinik RS Asri yang nyaman, sampai akhirnya pukul setengah 9 malam saya diperiksa oleh dr. Marly.  dr. Marly tipikal dokter wanita yang baik tapi agak judes gimana gitu, mungkin karena agak tomboy jadi lebih tegas ketika berbicara. Saya sampaikan keluhan2 saya, langsung oleh dr. Marly disuruh duduk di kursi khusus yang membuat kaki kita ngangkang. Agak risih juga sih soalnya saya waktu itu lagi haid, pas banyak pula, tapi oleh suster tetap disuruh lepas celana.

Duduk di kursi khusus itu, saya kemudian di USG 2D. Di tayangan tv tampak rahim yang ada titik-titiknya (foto menyusul ya). Dokter lalu membuat beberapa catatan di gambar tersebut, diantaranya ditulis "suspect polip endometriosis". Hmm,,,saya belum pernah dengar polip endometriosis itu apa, dalam hati hanya berdoa semoga itu bukan sesuatu yang buruk dan masih bisa sembuh.

Selesai di USG, dokter lalu menerangkan pada saya apa yang saya alami. Menurut dokter, rahim saya kelihatannya bentuknya bagus, tidak ada dicurigai miom maupun kista, namun di dinding rahim saya sepertinya ada polip. Untuk memastikan hal itu, sebaiknya dilakukan histeroskopi untuk meneropong rahim dan dapat diketahui kondisi rahim secara keseluruhan. Dokter juga menjelaskan tapi harganya agak mahal, sekitar 2.750.000 jika dilakukan tindakan operasi. Histeroskopi juga istilah yang asing di telinga, tapi karena saya pengen segera sembuh dan suami juga mendukung, kami menyetujui dilakukan histeroskopi pada Senin, 1 Juli 2013. Sebelum melakukan histeroskopi saya diberikan obat pereda nyeri haid dan antibiotik.

(bersambung)


* Histeroskopi adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk memandang bagian dalam rahim. Alat yang digunakan tampak seperti teleskop tipis. Alat ini dimasukkan ke dalam vagina, melalui leher rahim, perlahan-lahan bergerak melalui saluran leher rahim ke dalam rongga rahim.